
GUNUNG Merapiyang dikelilingi oleh empat kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah dan Daerah IstimewaYogyakarta (DIY) saat ini masih dalam status Siaga atau Level III. Hal ini dikarenakan aktivitas vulkanik di Gunung Merapi masih cukup tinggi pada masa puncak musim kemarau yang terjadi pada Juli-Agustus 2025. Aktivitaserupsi efusif masih sering terjadi sehingga statusnya belum direvisi sejak pertama kali ditetapkan pada November 2020.
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bencana Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengungkapkan dalam pengamatan selama seminggu terakhir, 1-7 Agustus 2025, kondisi cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari terjadi kabut.
Kegiatan Gunung Merapi dalam Satu Minggu
Dalam jangka waktu seminggu, terjadi satu kali pelemparan awan panas yang mengarah ke hulu Kali Krasak dengan jarak tempuh 800 meter. Selain itu, Merapi dalam seminggu tercatat melepaskan 110 kali aliran lava yang menyebar ke arah hulu Kali Boyong (jarak luncur 1.800 meter), arah hulu Kali Krasak (maksimum 1.800 meter), arah hulu Kali Bebeng (maksimum 1.800 meter) dan hulu Kali Sat/Putih (maksimum 2.000 meter).
Berdasarkan pemeriksaan foto udara, volume kubah sisi barat daya meningkat sekitar 90.500 meter kubik dalam seminggu, mencapai 4.101.500 meter kubik. Sementara itu, volume kubah bagian tengah tetap stabil pada angka 2.369.900 meter kubik," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso, Senin.
Meskipun memasuki musim kemarau, hujan masih terjadi di Gunung Merapi pada awal Agustus ini. BPPTKG Yogyakarta mencatat bahwa hujan terjadi di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan curah hujan tertinggi tercatat pada 5 Agustus 2025, yaitu sebesar 20,72 mm/jam selama 71 menit di Pos Kaliurang.
"Namun hujan tersebut tidak menyebabkan peningkatan aliran maupun aliran lumpur di sungai-sungai yang bermuara di Gunung Merapi," ujarnya.
Wisatawan Diminta Patuhi Imbauan
Karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih relatif tinggi, BPPTKG Yogyakarta mengimbau masyarakat dan para pengunjung untuk tetap waspada serta mematuhi petunjuk yang berlaku. Ancaman bahaya saat ini masih sama, yaitu aliran lava dan awan panas di wilayah rawan yang telah ditentukan radiusnya.
"Para pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi disarankan untuk terus melakukan langkah-langkah mitigasi guna menghadapi ancaman bahaya letusan Gunung Merapi," ujar Agus.
Masyarakat juga diharapkan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah berisiko di sekitar Gunung Merapi.
Baca Juga: Cara Putu Sutawijaya Menggambar Letusan Gunung MerapiBaca Juga: 5.000 Cangkir Kopi Disediakan Secara Gratis dalam Perayaan Festival Kopi MerapiBaca Juga: Ratusan Pendaki Berani Mendaki Gunung Merapi yang Statusnya Masih Siaga