KABAR BANTEN- Proses sosial yang terjadi ketika sebuah kelompok manusia yang memiliki kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur-unsur dari kebudayaan lain.
Budaya asing akhirnya diterima dan diintegrasikan ke dalam budaya masing-masing tanpa menghilangkan ciri khas dari kelompok tersebut.
Itu terjadi di Tangerang sejak ratusan tahun lalu hingga kini, yaitu proses akulturasi antara budaya Tionghoa dan budaya setempat di Tangerang.
Seperti dilaporkan Kabar Banten melalui kanal Youtube The Story, kisah Pasar Lama di Tangerang yang memiliki nilai akulturasi yang tinggi sejak dahulu.
Pengaruh etnis Tionghoa terhadap masyarakat Indonesia telah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum kemerdekaan.
Salah satunya berada di Pasar Lama Tangerang yang menjadi saksi dari perpaduan dua budaya yang berbeda.
Di dalam kitab Sunda Tina Layang Parahyangan disebutkan bahwa Cina Benteng telah berada di Tangerang sejak tahun 1407.
Maka tidak aneh jika sejak usia dulu hingga saat ini telah terjadi banyak percampuran dan perubahan dengan masyarakat setempat, antara lain dengan etnis Sunda atau Jawa Barat serta Betawi atau Jakarta.
Di Kota Tangerang, komunitas Tionghoa menyumbang hampir seperempat dari total penduduk, sehingga tidak mengherankan jika mereka memberikan warna tersendiri pada budaya setempat.
Sebutan Tionghoa Benteng tidak dapat dipisahkan dari keberadaan komunitas Tionghoa di Tangerang, di mana Tionghoa Benteng muncul sebagai hasil dari pernikahan antara penduduk asli dan Tionghoa.
Masyarakat Tionghoa Benteng yang tinggal di kawasan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang memiliki kehidupan yang sederhana seperti penduduk non Tionghoa setempat.
Keramaian Jalan Ki Samaun Tangerang, Banten yang sejak siang hari ramai dengan lalu lintas kendaraan, kini semakin menarik dan terasa lebih menawan dengan hiasan lampion dan lampu neon saat hari mulai gelap.
Barisan pedagang makanan keliling mengisi jalan ini, semakin memperkuat suasana malam yang penuh dengan nuansa romantis dari kebudayaan Tionghoa di Benteng Tangerang.
Pasar Lama Tangerang memiliki riwayat yang panjang dan kaya akan unsur-unsur budaya dari berbagai etnis.
Keadaan ini telah ada sejak masa kolonial Belanda. Pasar ini pada awalnya berperan sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan berbagai wilayah sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, Pasar Lama berkembang menjadi tempat bersantai yang ramai. Berbagai jenis makanan bisa ditemukan di sini.
Destinasi kuliner ini tidak hanya menjadi saksi perubahan ekonomi, tetapi juga merupakan bagian penting dari identitas masyarakat khususnya di Tangerang.
Banyaknya pilihan makanan menjadi salah satu keunggulan utama Pasar Lama ini. Pengunjung dapat menemukan berbagai jenis hidangan, mulai dari camilan tradisional hingga masakan modern.
Beberapa hidangan yang menjadi favorit dan wajib dicoba adalah Soto Tangerang, dengan kaldu yang segar dan bumbu yang kaya akan rempah yang membuat masakan ini disukai banyak orang.
Jangan lupa tambahkan toping lezat berupa potongan daging, telur, dan sayuran segar.
Di pasar tradisional tersedia berbagai macam kue khas seperti kue cubit, onde-onde dan lain sebagainya.
Selain enak, hidangan kuliner khas ini memiliki makna budaya yang mendalam, mencerminkan keberagaman budaya Indonesia. ***