
Pentingnya Membawa Emergency Kit Saat Mendaki Gunung
Saat melakukan pendakian, banyak pendaki pemula cenderung membawa barang-barang yang terlihat penting seperti baju ganti, camilan, atau peralatan foto. Namun, sering kali mereka melupakan perlengkapan darurat yang bisa menjadi penyelamat nyawa, yaitu emergency kit. Peralatan ini merupakan bagian dari persiapan dasar yang harus selalu ada di dalam tas.
Sulthan, anggota MAHACITA UPI, menjelaskan bahwa peralatan darurat sangat penting dan wajib dibawa saat mendaki gunung. "Bukan hanya untuk kenyamanan, tapi bisa menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat," ujarnya di Bandung, Kamis 24 Juli 2025.
Isi Dasar Emergency Kit yang Harus Ada
Emergency kit tidak hanya berisi plester dan cairan antiseptik. Di dalamnya juga harus ada beberapa item penting seperti:
- Emergency blanket – untuk menjaga suhu tubuh dalam kondisi dingin.
- Termos kecil untuk air panas – membantu menjaga kehangatan dan menghindari dehidrasi.
- Tali-talian seperti prusik dan webbing – berguna untuk membantu dalam situasi darurat atau evakuasi.
- P3K dasar – termasuk mitela, perban, atau obat pribadi yang diperlukan.
Selain itu, emergency kit juga sebaiknya dilengkapi dengan survival kit atau peralatan bertahan hidup. Beberapa contohnya adalah:
- Fire starter – untuk menyalakan api sebagai sinyal atau memanaskan air.
- Pisau lipat dan obeng kecil – alat yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
- Gunting lipat dan peluit – membantu dalam komunikasi dan memotong benda.
- Gergaji tali portable – alat yang berguna dalam situasi darurat.
Penempatan Emergency Kit yang Efektif
Sulthan menyarankan agar emergency kit ditempatkan di bagian paling atas tas atau head carrier. "Jadi kalau ada keadaan mendesak, tinggal tarik aja, tidak perlu bongkar-bongkar carrier dulu," jelasnya.
Metode STOP dalam Keadaan Darurat
Jika terjebak dalam cuaca buruk atau tersesat, langkah pertama yang harus dilakukan bukanlah langsung mencari jalan pulang. Hal ini bisa memperburuk situasi. Sulthan memperkenalkan metode S-T-O-P sebagai prinsip dasar dalam bertahan hidup:
- S (Stop) – Berhenti dan tenang. Jangan memaksakan diri berjalan jika tidak tahu arah atau sedang dalam keadaan kacau.
- T (Thinking) – Tenangkan diri dan pikirkan apa yang terjadi. Apakah ada titik temu terakhir yang dilewati? Apakah masih ada tenaga?
- O (Observation) – Amati lingkungan sekitar. Apakah ada tempat berteduh? Apakah bisa meniup peluit atau menyalakan api sebagai sinyal?
- P (Planning) – Buat rencana setelah mengetahui kondisi sekitar. Misalnya, amati cuaca, perbekalan yang tersisa, kondisi kelompok pendaki, dan peralatan darurat.
"Kadang karena panik, orang malah makin ngawur. Padahal kalau stop dan observasi dulu, kita bisa ambil keputusan yang lebih aman," jelas Sulthan.
Keselamatan yang Utama
Sulthan menekankan bahwa keselamatan dan keamanan jauh lebih penting daripada sekadar cepat mencapai puncak gunung. Oleh karena itu, selalu siapkan emergency kit dan pahami prinsip STOP. Meskipun beberapa gunung telah menyediakan asuransi saat registrasi, sebaiknya juga memiliki asuransi pribadi sebelum mendaki. Asuransi ini berfungsi sebagai perlindungan tambahan jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang memerlukan evakuasi atau penanganan medis.